Entri Populer

Kamis, 28 Agustus 2014

Situ Buleud : Sebuah Keindahan Yang Diselimuti Aura Mistis









Seorang sesepuh Purwakarta yang juga Sekretaris Musyawarah Bersama Masyarakat Purwakarta dan anggota panitia penelusuran sejarah Purwakarta, R.H. Garsoebagdja Bratadidjaja, menjelaskan, pada zaman dahulu Situ Buleud merupakan tempat "pangguyangan" (berkubang) badak yang datang dari daerah Simpeureun dan Cikumpay serta dijadikan pula tempat minum bagi binatang lainnya. Situ Buleud terbentuk karena ada mata air ditambah air hujan. Kemudian, pada zaman Belanda diperbesar. Karena dikhawatirkan airnya terus surut, dibuatlah saluran irigasi dari daerah Pasawahan. 



Selanjutnya, Gar menceritakan sebenarnya Situ Buleud sering dipergunakan untuk acara-acara keramaian besar, seperti memperingati hari ulang tahun Raja Belanda ataupun keramaian lain. Kemudian dibuat panggung besar di tengah-tengah danaunya dan diadakanlah pesta besar sehingga rerumputan yang ada di sekelilingnya juga terus dipelihara. "Ini terjadi sebelum Perang Dunia II, sedangkan sekarang tidak ada lagi acara tersebut yang biasanya diramaikan dengan acara wayang golek ataupun calung," ujarnya.Pada zaman Belanda itulah, rakyat jelata tidak boleh menginjak rumput yang ada di sekeliling Situ Buleud karena merupakan tempat atau arena bermain para gegeden Belanda. Untuk menjaganya, dipercayakan kepada seorang upas bernama Sahro lengkap dengan pentungan karetnya. Ia seringkali berteriak-teriak untuk menakut-nakuti anak-anak yang bermain ke wilayah sekitar danau itu. Karena merasa takut dipentungi, anak-anak biasanya terus berlarian. Lebih dari itu, Situ Buleud dulu juga sering dijadikan tempat berenang.





 "Namun, sekarang tidak lagi bahkan sekarang suka ada jatuh korban anak-anak yang tenggelam, sedangkan dulu tidak pernah," ungkap Gar.Sementara itu, menyangkut cerita berbau mistik, menurut Gar, berdasarkan penuturan orang-orang tua dulu pada setiap subuh anak-anak seringkali bermain di sekitar Situ Buleud. Namun, mereka biasanya langsung berlarian manakala terdengar teriakan bahwa di tengah-tengah Situ Buleud muncul secara tiba-tiba bayang-bayang hitam besar. "Awas! Aya Kontol Bima. Aya Kontol Bima!"Bahkan, yang lebih seram lagi sempat pula ada cerita orang tua dulu bahwa di Situ Buleud itu ada "penunggu"-nya yang biasa disebut si Barong, yakni sesosok mahluk menyerupai bentuk kepala singa. Makhluk itu konon suka muncul secara tiba-tiba di tengah Situ Buleud. "Bila ada orang yang kawenehan (kebetulan melihat), akan terlihat sosok kepala singa besar," ungkap Garsubagdja.




Istana megah Sementara itu, seorang warga sekitar Situ Buleud bernama Andang (27), yang merupakan warga asli di sekitar danau tersebut, menceritakan, dulu sebagaimana diceritakan orang tuanya Situ Buleud memang merupakan tempat berkubang badak. Pada zaman Belanda diperbaiki dan dijadikan arena kegiatan hiburan. Ia juga mengetahui banyak cerita mistik di Situ Buleud. Menurutnya, bila kita punya "ilmu", ketika masuk dari pintu gerbang utama langsung terlihat berdirinya sebuah istana megah.




Pernah juga ada cerita bahwa suatu saat danau itu akan dikeringkan untuk diambil ikannya (bahasa Sunda = dibedahkeun). Pada malam hari sebelum danau itu dikeringkan, secara kebetulan jatuh pada malam Jumat, menurut cerita banyak ikan besarnya yang berjalan menuju sungai di sekitarnya. "Katanya, ikan itu merupakan ikan kajajaden atau bukan sembarang ikan," ungkapnya.Ada pula cerita, hampir setiap tahun selalu saja ada korban manusia yang menjadi wadal (tumbal) karena ada cerita bahwa danau itu ditunggui oleh Mbah Jambrong. Pada beberapa bulan lalu sempat pula ada seseorang yang menangkap ikan menggunakan jala, lalu tersangkut dan tercebur ke dalam danau hingga meninggal. Bahkan sebelumnya, banyak cerita yang dihubung-hubungkan dengan mistik seperti meninggalnya seorang pengusaha yang menyewa danau itu untuk dijadikan tempat rekreasi. "Selain itu, ada juga cerita tentang rumah peninggalan Belanda di sekitar danau yang sempat disewa oleh produser film 'Rojali dan Juleha' selama dua bulan, namun baru sebulan langsung hengkang. Pasalnya, banyak artisnya yang tidak tahan banyak yang pingsan dan kerasukan," ujarnya. 



Begitu banyak cerita mistik tentang Situ Buleud, namun semuanya tetap berpulang kepada kita. Yang jelas, pada tahun 1997 Pemda Purwakarta sempat merenovasi Situ Buleud hingga bisa dijadikan sarana lapangan olah raga berupa lari dan rekreasi. Lingkaran trek untuk lari setelah diukur panjangnya mencapai 920 meter, sedangkan panjang lingkaran trek luar pagar Situ Buleud 1.300 meter. Sementara itu, kedalaman Situ Buleud kini hanya sekira 3 meter dengan dasar tanah yang datar. Mata airnya sendiri sudah tidak ada lagi. Hal itu terlihat manakala terjadi musim kemarau yang panjang, di mana Situ Buleud kering hingga tanah dasarnya retak-retak. Menara lampu yang berada di tengah-tengah Situ Buleud sampai ada di dasar tanah karena air danau mengering. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar