Entri Populer

Senin, 25 Agustus 2014

Hikmah dan Manfaat Ziarah Kubur

Ziarah kubur merupakan sebuah tradisi yang telah lama mengakar erat dalam masyarakat muslim di Indonesia. Biasanya, tradisi ini dilaksanakan setiap minggu sekali, pada hari atau malam Jumat. Bahkan untuk makam-makam tertentu yang dianggap keramat (seperti makamnya para wali) orang-orang bisa kapan saja (bahkan setiap hari) melakukan tradisi ziarah kubur. Sementara sebagian masyarakat yang lain biasanya berziarah kubur tiap setahun sekali sebelum datanganya bulan Ramadan atau sehari menjelang hari raya Idul Fitri.
Secara umum, arti dari kata ‘ziarah’ adalah menengok. Maka, dapat disimpulkan bahwa ziarah kubur adalah menengok atau mengunjungi kuburan untuk memohon ampunan bagi si mayit. Ziarah kubur termasuk sunah Rasulullah Saw. Disyariatkannya ziarah kubur memiliki tujuan agar kita bisa mengambil i’tibar atau pelajaran, seperti mengingatkan kita akan alam akhirat di mana segala amal perbuatan kita sewaktu di alam dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.
Zaman dulu, ziarah kubur memang sempat dilarang oleh Nabi Muhammad Saw. karena dianggap bisa mendatangkan kemudaratan. Tapi, kemudian ziarah kubur menjadi diperbolehkan dengan beberapa alasan yang dapat memberikan dampak manfaat bagi umat. Sebagaimana keterangan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Buraidah: “Aku pernah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka berziarahlah (sekarang), karena sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan kalian terhadap kematian”.
Berziarah kubur dianjurkan karena selain dapat mengingatkan kita kepada datanganya hari kematian juga akan memberikan kebahagiaan kepada si mayit (ahli kubur) karena telah dikirimi doa-doa, bacaan Yaasiin, sedekah, dll, dari orang yang masih hidup. Perlu digarisbawahi, bahwa doa-doa atau sedekah yang ditujukan oleh orang yang masih hidup kepada si mayit itu akan tersampaikan dan akan menambah amal kebaikan si mayit. Manfaat lain dari ziarah kubur adalah untuk meringankan siksa si mayit di dalam kuburnya.
Disunahkan bagi para peziarah untuk mengucapkan salam serta mendoakan kebaikan, memohon kepada Allah agar si mayit senantiasa mendapatkan maghfirah (ampunan), terbebas dari azab kubur dan mendapat tempat yang layak di sisi-Nya.
Buku yang disusun oleh Rizem Aizid ini tidak hanya membahas seputar ziarah kubur saja, melainkan membahas beberapa tradisi islami lainnya yang perlu untuk dilestarikan. Seperti tradisi membaca surat Yaasiin dan tahlilan setiap malam Jumat atau pada waktu-waktu tertentu. Akan kita temukan banyak hikmah serta manfaat yang dapat kita peroleh dari tradisi yang telah membumi dalam masyarakat muslim tersebut. (Sam Edy/Kompasiana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar